Menurut Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), selama Juli-September atau kuartal III 2025 setidaknya ada 605 kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) di Indonesia.
Berdasarkan aduan, ancaman penyebaran konten intim menjadi jenis KBGO paling banyak dilaporkan korban dengan 288 kasus.
Adapun data selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:
- Ancaman penyebaran konten: 288 kasus
- Pemerasan seksual (sekstorsi): 144 kasus
- Non-consensual intimate image (NCII): 78 kasus
- Doxing berbasis gender: 24 kasus
- Cyber harassment: 21 kasus
- Morphing: 16 kasus
- Lainnya: 34 kasus.
(Baca: Kasus KBGO di RI Banyak dari Kalangan Muda dan Anak pada Kuartal III 2025)
Menurut SAFEnet, jika dihitung sejak awal tahun sampai akhir kuartal III 2025, maka jumlah kasus KBGO yang tercatat sudah sebanyak 1.698 kasus.
“Artinya, secara statistik, setiap hari terjadi lebih dari 6 kasus KBGO di Indonesia,” tulis SAFEnet dalam laporannya.
SAFEnet pun memperkirakan, jumlah kasus KBGO akan terus bertambah sampai akhir tahun ini. Apalagi, data SAFEnet hanya dari aduan dan pemantauan di internet.
“Seperti pencacahan kasus-kasus kekerasan lainnya, terdapat fenomena gunung es. Jumlah temuan kasus bisa jadi lebih sedikit dari kasus sebenarnya,” ucap SAFEnet.
(Baca: WhatsApp, Medium Utama Kekerasan Gender Online di Indonesia Kuartal III 2025)