Menurut laporan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), selama kuartal III atau Juli-September 2025, setidaknya ada 605 kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) di Indonesia.
Jika dihitung sejak awal tahun, sepanjang Januari-September 2025 sudah ada 1.698 kasus KBGO, atau rata-rata 6 kasus KBGO per hari.
"Berkaca dari pencatatan selama ini, jumlah kasus akan terus bertambah hingga akhir tahun. Apalagi, perlu digarisbawahi, data SAFEnet hanya dari aduan dan pemantauan di internet," kata SAFEnet dalam laporannya.
Pada kuartal III 2025, kasus KBGO paling marak terjadi di WhatsApp, diikuti Telegram dan Instagram.
Berikut rincian jumlah kasus KBGO di Indonesia pada kuartal III 2025 berdasarkan mediumnya, menurut data SAFEnet:
- WhatsApp: 264 kasus
- Telegram: 108 kasus
- Instagram: 84 kasus
- TikTok: 33 kasus
- X: 32 kasus
- Facebook: 16 kasus
- Lainnya: 68 kasus
Pada kuartal III 2025, jenis KBGO yang paling banyak dilaporkan korban adalah ancaman penyebaran konten intim, dengan jumlah 288 kasus.
"Kasus lain yang terus terjadi adalah pemerasan seksual (144 kasus), non-consensual dissemination of intimate image/NCII (78 kasus), dan doxing (24)," kata SAFEnet.
SAFEnet juga menemukan ada banyak kasus KBGO yang terjadi selama periode demonstrasi akhir Agustus-awal September 2025, ada yang berupa pelecehan seksual hingga pengancaman.
"Kasus lain adalah pelecehan seksual di suatu platform khusus anak-anak dan penipuan melalui modus membuka lowongan pekerjaan di internet bergaji besar dengan syarat memberikan konten intim," kata SAFEnet.
(Baca: Laporan Kekerasan Gender Online ke Komnas Perempuan Meningkat pada 2024)