Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan nilai transaksi belanja online konsumen di Indonesia secara umum masih rendah.
Dari temuan survei DRI, mayoritas atau 43,44% responden hanya menghabiskan kurang dari 10% pendapatan bulanannya untuk belanja online dalam 3 bulan terakhir.
Kemudian sebanyak 23,78% responden menghabiskan sekitar 10-20%, dan 6,42% responden menghabiskan 20-30% pendapatan bulanannya untuk belanja online.
Hanya ada 1,10% responden yang menghabiskan lebih dari 30% pendapatan bulanannya, sementara 25,26% responden lainnya tidak melakukan belanja online sama sekali dalam 3 bulan terakhir.
"Meskipun volume belanja online meningkat, namun nilai transaksinya masih relatif kecil," jelas DRI. Namun, DRI tak merinci seberapa besar peningkatan volume belanja online tersebut dalam laporan surveinya.
Survei ini dilakukan pada 1-15 Juli 2022 dengan melibatkan 1.724 responden di 6 wilayah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Responden dipilih secara acak kemudian pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka.
(Baca: Frekuensi Belanja Online Masyarakat Indonesia)