Indonesia menghasilkan 58 juta ton CO2e20 gas metana dari tambang batu bara tiap tahunnya. Sebanyak 31% atau 17,7 juta ton CO2e20 di antaranya dihasilkan dari tambang Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha Bumi Resources Tbk milik Grup Bakrie.
Angka tersebut membuat tambang batu bara KPC menjadi penghasil metana terbesar di luar tambang-tambang yang ada di Tiongkok.
Emisi metana tambang LW Bogdanka di Polandia tercatat sebesar 13 juta ton CO2e20. Lalu, tambang Yalevsky di Rusia terbesar ketiga dengan emisi 10,4 juta ton CO2e20.
Jika dihitung di skala global, tambang-tambang batu bara di Tiongkok mendominasi daftar penghasil metana terbesar dunia. Setidaknya ada lima tambang di Tiongkok yang menghasilkan lebih dari 20 juta ton CO2e20 metana tiap tahunnya.
Selain karbon dioksida (CO2), metana (CH4) juga menjadi salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap krisis iklim. Metana terbukti 25 kali lebih efektif menangkap panas di atmosfer dibanding CO2.
Tiongkok memproduksi metana terbesar dengan 3,18 miliar ton CO2e20 tiap tahunnya. Emisi ini jauh lebih besar dari Amerika Serikat di peringkat kedua yang emisinya sebesar 240 juta ton CO2e20.
(Baca: Emisi Metana Tambang Batu Bara Indonesia Terbesar Ke-8 Global)