Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Malang pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp83.157 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan sebesar 0,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kota Malang yang mencapai Rp419.184, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sekitar 19,8%. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp252.287, dan pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai Rp105.858. Hal ini mengindikasikan bahwa alokasi anggaran rumah tangga lebih besar untuk kebutuhan konsumsi makanan dan barang lain selain sabun mandi.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Gorontalo 2018 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Malang mengalami fluktuasi. Sempat mengalami penurunan sebesar 4,4% pada tahun 2019, kemudian tumbuh positif hingga mencapai pengeluaran tertinggi pada tahun 2022 sebesar Rp86.484. Tahun 2023 terjadi penurunan sebesar 4,1%, sebelum akhirnya kembali sedikit tumbuh di tahun 2024. Kondisi ini menggambarkan preferensi konsumsi masyarakat yang berubah-ubah.
Pada tahun 2024, Kota Malang berada di peringkat 3 untuk pengeluaran sabun mandi di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur. Peringkat ini berada di bawah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Secara nasional, Kota Malang menduduki peringkat 105. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sabun mandi di Kota Malang relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran untuk sabun mandi tertinggi yaitu Rp103.566 dengan pertumbuhan 3,6%. Kabupaten Sidoarjo berada di urutan kedua dengan pengeluaran Rp93.493, namun mengalami penurunan 4,2%. Kota Madiun berada di posisi keempat dengan Rp79.905 dan penurunan 7,6%. Kabupaten Sumenep dengan pengeluaran Rp78.383 mengalami penurunan paling signifikan yaitu 17,3%. Kabupaten Gresik mencatatkan pengeluaran Rp78.281 dengan penurunan tipis yaitu 0,1%.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Slovakia 2015 - 2024)
Kota Surabaya
Kota Surabaya mencatat pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang signifikan yaitu 34% pada tahun 2024. Hal ini mendorong besar pengeluaran menjadi Rp1.541.006 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.149.686,88. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Surabaya juga mengalami peningkatan sebesar 29,6% menjadi Rp1.061.445. Dengan demikian, Surabaya menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran makanan dan non makanan.
Kota Madiun
Kota Madiun mengalami peningkatan yang cukup baik dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan. Pertumbuhannya mencapai 15,3% sehingga total pengeluaran pada 2024 menjadi Rp1.192.091. Namun terjadi penurunan -12,8% pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan. Walaupun terjadi penurunan pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan, Kota Madiun menduduki peringkat kedua se-Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatat pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar 14,7% dengan total pengeluaran Rp1.077.404. Pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan sebesar 16% dengan total pengeluaran Rp881.851. Meskipun demikian, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan di Kabupaten Sidoarjo mengalami penurunan turun 7%. Kabupaten ini berada di urutan ketiga se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran makanan dan non makanan.
Kota Batu
Kota Batu mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 28,9% dengan total pengeluaran Rp968.150. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,2% dengan total pengeluaran Rp767.677. Namun, secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan di Kota Batu mengalami penurunan tipis turun 2,8%. Kota Batu berada di peringkat kelima se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran makanan dan bukan makanan.