Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi telah mengubah perilaku belanja konsumsi masyarakat. Dari sebelumnya pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar, kini telah bergeser untuk kebutuhan sekunder maupun primer. Hal ini tercermin pengeluaran untuk gaya hidup yang tumbuh di atas konsumsi makanan dan minuman. Nongkrong di kafe-kafe serta traveling kini telah menjadi gaya hidup bagi masyarakat, terutama para milenial seiring maraknya informasi di media sosial.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Produk Domestik Bruto (PDB) pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk restoran dan hotel pada triwulan III 2018 atas dasar harga konstan tumbuh 5,69% dibanding triwulan III tahun sebelumnya. Kemudian diikuti pengeluaran konsumsi untuk transportasi dan komunikasi tumbuh 5,68% dari sebelumnya. Keduanya tumbuh lebih tinggi dari total konsumsi rumah tangga (5,01%) maupun konsumsi untuk kebutuhan makanan dan minuman (5,21%). Meskipun demikian konsumsi makanan minuman masih mendominasi sekitar 39% pengeluaran rumah tangga.
PDB pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2018 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.119,47 triliun atau sebesar 55,26% total PDB Rp 3.835,6 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 1.440,84 triliun atau sekitar 53,68% dari total Rp 2684,19 triliun.