Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada 2024 tercatat sebesar Rp186.874 per kapita per bulan.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 15,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023, pengeluaran untuk kategori ini mencapai Rp221.547 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Nias Barat | 2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp202.697, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 92,2% dari total pengeluaran tersebut. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk rokok dan tembakau yang sebesar Rp155.213 per kapita per bulan.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2024, pengeluaran terendah terjadi pada 2019, yaitu Rp141.197 per kapita per bulan. Selanjutnya, terjadi peningkatan signifikan hingga mencapai pengeluaran tertinggi pada 2023. Namun, pada 2024, terjadi penurunan yang cukup besar. Anomali ini perlu dicermati lebih lanjut, karena berbeda dengan peningkatan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur berada di urutan ke-6 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada 2024. Posisi ini tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, secara nasional, kabupaten ini berada di urutan ke-252. Kota Jambi mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk kategori ini, yaitu Rp316.018 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 8% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Oman 2015 - 2024)
Selain Kota Jambi, beberapa kabupaten/kota lain juga mencatatkan pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan Tanjung Jabung Timur, seperti Kota Sungai Penuh (Rp238.520), Kabupaten Bungo (Rp224.538), dan Kabupaten Kerinci (Rp209.112). Pertumbuhan pengeluaran di wilayah-wilayah ini bervariasi, dengan Kota Sungai Penuh mencatatkan pertumbuhan 6,9% dan Kabupaten Bungo tumbuh 3,2%.
Kota Jambi
Pada 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Jambi mencapai Rp1.253.404, meningkat 31,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp868.635. Kota Jambi menempati peringkat pertama se-Provinsi Jambi dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, menunjukkan tingkat konsumsi dan kebutuhan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di provinsi tersebut.
Kabupaten Bungo
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Bungo mencapai Rp874.411 pada 2024, meningkat signifikan sebesar 31,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tercatat sebesar Rp679.372, meningkat 9,3%. Kabupaten Bungo berada di peringkat kedua se-Provinsi Jambi dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan masyarakat di wilayah ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Kota Sungai Penuh
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Sungai Penuh mencapai Rp738.989 pada 2024, meningkat 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp787.919, lebih tinggi dibandingkan pengeluaran bukan makanan. Kota Sungai Penuh menempati peringkat ketiga se-Provinsi Jambi dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mengindikasikan bahwa kebutuhan pangan masih menjadi prioritas utama bagi masyarakat di kota ini.
Kabupaten Kerinci
Pada 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Kerinci mencapai Rp687.483, meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tercatat sebesar Rp770.724. Kabupaten Kerinci berada di peringkat keempat se-Provinsi Jambi dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, menunjukkan bahwa kebutuhan pangan tetap menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat di wilayah ini.