Lockheed Martin Corporation (LMT) adalah perusahaan pedagang senjata terbesar di Amerika Serikat (AS) sekaligus di skala global.
Adapun harga sahamnya tercatat menguat sejak perang Israel-Palestina meletus pada Sabtu (7/10/2023).
(Baca: 10 Hari Perang Israel-Palestina, Korban Jiwa Tembus 4.100 Orang)
Sehari sebelum perang berkecamuk, yakni Jumat (6/10/2023), harga saham Lockheed Martin (LMT) di New York Stock Exchange (NYSE) masih US$400,73.
Kemudian pada hari perdagangan pertama setelah perang meletus, yakni Senin (9/10/2023), harga saham LMT langsung melonjak 8,9% menjadi US$436,53.
Adapun sampai hari ke-10 perang, yakni Senin (16/9/2023), harga saham LMT sudah mencapai US$440,41.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata untuk Israel, AS Teratas)
Hal serupa dialami Raytheon Technologies (RTX), perusahaan pedagang senjata terbesar ke-2 global yang bermarkas di AS.
Pada hari perdagangan pertama setelah deklarasi perang Israel, harga saham RTX melonjak 4,6%.
Tren penguatan terus berlanjut hingga pada hari ke-10 perang, yakni Senin (16/9/2023), harga saham RTX mencapai US$73,98, level tertingginya sejak awal bulan ini.
Kendati begitu, menurut Douglas Harned, analis dari lembaga manajemen aset Bernstein, kenaikan saham perusahaan senjata di masa perang umumnya terbatas.
"Saham-saham perang biasanya langsung naik setelah ada guncangan geopolitik. Namun, sejarah menunjukkan kenaikan tersebut umumnya terhenti dan tidak berkelanjutan,” kata Douglas Harned, disiarkan Forbes, Rabu (11/10/2023).
"Untuk melanjutkan kenaikan, saham-saham sektor pertahanan memerlukan adanya kenaikan signifikan dalam anggaran pertahanan AS, yang merupakan pendorong utama kinerja sektor tersebut," lanjutnya.
(Baca: Seminggu Perang, Harga Saham Teknologi Militer Israel Menguat)