Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,91 poin atau 0,34% ke level 6.862,258 pada penutupan perdagangan Rabu, 1 Februari 2023. Penguatan indeks saham ini ditopang oleh penurunan inflasi tahunan dalam negeri pada bulan lalu.
"Untuk IHSG hari ini mendapat sentimen positif dari data ekonomi dalam negeri, di mana PMI manufaktur menunjukkan kenaikan dalam tiga bulan berturut-turut dan juga ada data inflasi terbaru tadi siang yang menunjukkan bahwa inflasi Indonesia telah melandai menjadi 5,28% yoy dan 0,34% mtm, lebih baik dari perkiraan pelaku pasar," ujar Equity Research Analyst Henan Putihrai Jono Syafei dikutip dari Antara, Rabu (1/2/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun secara tahunan menjadi 5,28% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2023, dari sebelumnya 5,51% yoy pada Desember 2022.
Di sisi lain, menurut Jono, pasar masih menantikan pertemuan The Federal Reserve dalam The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (2/1) dini hari nanti. Dalam pertemuan tersebut, konsensus memperkirakan Bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin.
Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan saham hari ini sebanyak 1,23 juta kali transaksi.
Total saham yang berpindah tangan mencapai 17,86 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp11,1 triliun.
Emiten berkode FWCT menjadi top gainer dengan penguatan 34,75%. Diikuti FMII dan SSIA yang menguat masing-masing 25% dan 22,07%.
Adapun emiten top loser hari ini antara lain MGLV terkontraksi 9,86%, diikuti TECH dan BESS yang melemah masing-masing 6,96% dan 6,93%.
Meski indeks saham menguat, namun mayoritas saham hari ini ditutup stagnan. Rinciannya 317 saham stagnan, 293 saham menguat, serta 229 saham melemah.
(Baca: IHSG Terkontraksi Seiring Koreksi Mayoritas Bursa Kawasan Asia (Selasa, 31 Januari 2023)