Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang melanda Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022) telah menelan ratusan korban jiwa.
Sebelumnya, pada Senin siang (21/11/2022) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 46 orang meninggal akibat bencana alam ini.
Kemudian berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur hingga Senin malam (21/11/2022) pukul 21.00 WIB, korban meninggal bertambah menjadi 162 orang dan mayoritasnya adalah anak-anak.
"Kita sangat prihatin karena peristiwa terjadi saat anak-anak sedang mengikuti kegiatan di madrasah," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Selasa (22/11/2022).
Menurut Ridwan, selain korban meninggal ada pula 326 korban luka ringan dan berat, mayoritasnya mengalami patah tulang akibat terbentur atau tertimpa reruntuhan.
"Diduga masih ada warga yang terperangkap dalam timbunan atau reruntuhan, sehingga kemungkinan jumlah korban bertambah," ujar dia.
Tak hanya itu, ada pula 13.784 korban pengungsi yang tersebar di 14 titik pengungsian. Kemudian 2.345 unit rumah penduduk dilaporkan mengalami kerusakan berskala 60-100%, serta tiga ruas jalan terisolir dengan 5 unit mobil terperangkap.
Gempa tersebut juga mengakibatkan padamnya jaringan listrik dan gangguan infrastruktur air di sebagian wilayah Cianjur. "Kekuatan magnitudo 5,6, skala sedang, tapi daya rusaknya luar biasa," ujar Ridwan.
(Baca: Mayoritas Bencana Alam Indonesia Terjadi di Jawa)