Hasil riset yang dikeluarkan Onepoll menunjukkan bahwa beberapa warga dunia telah mengubah pola makan selama karantina pandemi Covid-19 yang merebak pada 2020 lalu.
Dari responden di berbagai negara, sebanyak 41% orang telah mengubah pola makannya. Orang-orang itu berpikir bahwa perubahan pola makan memang diperlukan.
Onepoll menyebut, manfaat kesehatan dan penurunan berat badan menjadi pendorong perubahan tersebut. Ada juga responden yang memilih perubahan pola makan itu agar lebih hemat.
Dari mereka yang mengubah pola makannya, mengurangi makanan manis dan makanan ringan adalah tujuan utama. Mereka ini, 43% responden, juga membuat keputusan untuk makan lebih sedikit daging dan lebih banyak berfokus pada asupan buah dan sayur.
Sementara 46% responden menyatakan bahwa mereka bisa lebih terbuka pada pola makan vegan. Di samping itu, 25% orang tidak setuju mengubah pola makan menjadi vegan di masa mendatang.
Dampak mengubah pola makan
Onepoll mengklaim, 82% responden merasa kesehatan mereka membaik setelah perubahan pola makan.
Peralihan work from home (WFH) juga membuat 84% responden merasa memiliki waktu, ruang, dan motivasi untuk mengikuti perubahan yang telah mereka buat itu.
Riset online ini melibatkan 28.000 responden di 30 negara. Beberapa di antaranya adalah Argentina, Australia, Brazil, Bolivia, Chile, Costa Rica, Ekuador, Perancis, Yunani, Guatemala.
Ada pula Indonesia, Honduras, Jepang, Meksiko, Filipina, Spanyol, Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam. Riset yang berkolaborasi dengan perusahaan nutrisi global Herbalife ini dipublikasikan pada sekira 16 Oktober 2020.
(Baca juga: Konsumsi Pangan untuk Kecukupan Energi Orang Indonesia Masih Belum Ideal)