Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, penderita gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) meningkat menjadi 304 pasien per 31 Oktober 2022.
Secara rinci, sebanyak 173 pasien berusia 1-5 tahun, 46 pasien dengan usia 0-1 tahun, 43 pasien dengan kelompok umur 6-10 tahun, dan 42 pasien dengan kelompok umur 11-18 tahun.
Menurut jenis kelamin, sebanyak 59% pasien gangguan ginjal akut adalah laki-laki dan sebanyak 41% perempuan.
Dari 304 pasien tersebut, sebanyak 159 pasien GGAPA dinyatakan meninggal (52,3%), 99 pasien dinyatakan sembuh (32,57%), dan 46 pasien (15,13%) masih dirawat di rumah sakit.
Pasien penderita gangguan ginjal akut yang meninggal terbanyak dari kelompok umur 1-5 tahun, yakni mencapai 106 kasus. Diikuti kelompok usia 6-10 tahun yang meninggal sebanyak 23 kasus, kelompok umur 0-1 tahun sebanyak 21 kasus, dan kelompok umur 11-18 tahun sebanyak 9 kasus.
Juru bicara Kemenkes, dr Muhammad Syahril, mengemukanan kebijakan antisipatif terus dilakukan oleh Kemenkes untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat GGAPA di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendatangkan ratusan vial obat antidotum (penawar) Fomepizole injeksi yang didatangkan dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.
“Sebanyak 146 vial sudah disebarkanke 17 rumah sakit di 11 provinsi, sementara 100 vial disimpan sebagai stok di instalasi farmasi pusat,” tutur Syahril.
(baca: Gejala Gangguan Ginjal Akut, Mayoritas Tak Bisa Buang Air Kecil)