Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan 269 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury/AKI) di seluruh Indonesia sampai 26 Oktober 2022.
Menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, banyak pasien gangguan ginjal akut mengalami gejala khas berupa anuria (tidak mengeluarkan urine sama sekali) atau oliguria (mengeluarkan urine sedikit).
"Berdasarkan data kami, sebanyak 53% di antaranya mengalami anuria atau betul-betul tidak mengeluarkan air kencing, lalu yang mengalami oliguria 22%," ujar Syahril dalam konferensi pers, Kamis (27/10/2022).
Ia mencontohkan, seseorang biasanya mengeluarkan urine sampai 10 kali sehari. Namun, tiba-tiba produksi urinenya berkurang menjadi hanya 4 sampai 5 kali sehari. Menurut Syahril, ini merupakan salah satu tanda-tanda gangguan ginjal akut.
"Selain frekuensi, volume produksi urine anak juga perlu diperhatikan. Kalau sudah terjadi anuria atau tidak bisa buang air kecil, maka sudah masuk ke stadium ketiga, stadium berat," ujarnya.
Pasien gangguan ginjal akut juga umumnya mengalami gejala awal berupa demam, hilangnya nafsu makan, kurang bergairah, diare, mual, hingga gangguan pernapasan.
"Maka dari itu, diharapkan kita berhati-hati di gejala awal," ujar Syahril.
(Baca: Sebanyak 58% Pasien Gangguan Ginjal Akut Meninggal pada 26 Oktober 2022)