Laporan Kementerian Keuangan menunjukkan, Indonesia telah mengimpor 201,9 juta dosis vaksin Covid-19 sejak 1 Januari hingga 23 Agustus 2021 lalu. Sinovac menjadi merek vaksin yang paling banyak diimpor Indonesia dengan jumlah sebanyak 166,5 juta dosis vaksin.
AstraZeneca menjadi merek vaksin selanjutnya yang paling banyak diimpor pemerintah Indonesia. Guna menambah pasokan vaksin dalam negeri, sudah ada 17,1 juta dosis vaksin yang diimpor.
Selanjutnya, Sinopharm menjadi vaksin yang juga dipilih pemerintah Indonesia. Sejauh ini, Indonesia telah mengimpor 8,29 juta dosis vaksin Sinopharm. Kemudian, Indonesia juga mengimpor vaksin merek Moderna dan Pfizer masing-masing sebanyak 7,5 juta dosis dan 2,6 juta dosis demi memperlancar program vaksinasi nasional.
Sebagai negara yang bukan produsen vaksin, Indonesia terus menambah pasokan jumlah vaksin yang diimpor dari berbagai negara guna memenuhi kebutuhan vaksinasi virus corona di Tanah Air. Terlebih lagi, tren kasus positif Covid-19 terus meningkat dengan munculnya varian Delta di berbagai daerah.
Adapun, pemerintah telah memberikan insentif gratis bea masuk senilai Rp 3,3 triliun untuk importasi vaksin covid-19 pada periode 1 Januari hingga 23 Agustus 2021 lalu. Selain impor vaksin, pemerintah juga memberikan pembebasan bea masuk dan pajak impor (PDRI) senilai Rp1,28 triliun untuk alat kesehatan sebagai penunjang penanganan pandemi di RI.
(Baca: Kemenkes: Stok Vaksin Covid-19 80,7 Juta Dosis pada September 2021)