Pada 2023 ada sekitar 4,84 juta orang (9,37%) angkatan kerja generasi Z (Gen Z) Indonesia yang menganggur. Mayoritasnya merupakan lulusan sekolah tingkat menengah lanjutan.
Hal ini tercatat dalam laporan Labor Market Brief edisi September 2024 yang dirilis Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).
(Baca: Tingkat Pengangguran Gen Z Indonesia 2023)
Menurut laporan tersebut, di kelompok angkatan kerja Gen Z yang menganggur, sebanyak 36,17% merupakan lulusan SMA/sederajat, dan 29,6% lulusan SMK/sederajat.
"Proporsi yang besar ini menunjukkan bahwa lulusan sekolah tingkat menengah menghadapi tantangan paling signifikan dalam memasuki dunia kerja," tulis tim LPEM FEB UI dalam laporannya.
"Hal ini konsisten dengan laporan Badan Pusat Statistik dan berbagai studi yang menyebutkan bahwa lulusan SMA atau SMK sering kali tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan industri," lanjutnya.
LPEM FEB UI juga mencatat, pada 2023 ada sekitar 600 ribu orang (1,47%) angkatan kerja Gen Z yang putus asa terkait pekerjaan.
Kelompok yang putus asa ini tidak aktif mencari pekerjaan, karena merasa kemungkinan mereka diterima kerja sangat kecil.
"Alasan yang sering muncul termasuk kurangnya pengalaman kerja, ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan pasar, serta adanya stigma usia yang dianggap terlalu muda atau terlalu tua oleh calon pemberi kerja," kata tim LPEM FEB UI.
"Kondisi ini mencerminkan adanya hambatan struktural dan persepsi negatif yang membuat sebagian orang merasa sulit untuk memasuki dunia kerja," lanjutnya.
(Baca: Anak Muda Pengangguran Berkurang di Skala Global)