Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi rumah tangga berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp2,42 kuadriliun pada kuartal I-2022.
Sedangkan berdasarkan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, konsumsi rumah tangga tumbuh 0,19% menjadi Rp1,51 kuadriliun pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan kuartal IV-2021 (quarter to quarter/q-to-q).
Untuk pertama kalinya, konsumsi masyarakat ini tumbuh secara q-to-q sejak terjadi pandemi Covid-19.
Jika dilihat secara tahunan, konsumsi masyarakat tumbuh 4,34% (year on year/yoy) pada kuartal I-2022. Pertumbuhan tahunan ini merupakan yang keempat kalinya terjadi sejak kuartal II-2021.
Sebelumnya, konsumsi masyarakat sempat mengalami resesi akibat pandemi Covid-19 dan mengalami pertumbuhan tahunan negatif dalam 4 kuartal berturut-turut sejak kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021.
Secara distribusi, pengeluaran masyarakat terbesar adalah untuk konsumsi makanan-minuman, sedangkan pengeluaran terkecil untuk pakaian dan alas kaki.
Berikut rincian distribusi pengeluaran konsumsi masyarakat pada kuartal pertama tahun ini:
- Makanan dan minuman, selain restoran: 41,11%
- Transportasi dan komunikasi: 20,57%
- Perumahan dan perlengkapan rumah tangga: 13,07%
- Restoran dan hotel: 9,88%
- Kesehatan dan pendidikan: 7,21%
- Lainnya: 4,73%
- Pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya: 3,43%
Adapun tingkat pertumbuhan triwulanan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2022 (q-to-q) adalah sebagai berikut:
- Kesehatan dan pendidikan: 0,37%
- Makanan dan minuman, selain restoran: 0,27%
- Transportasi dan komunikasi: 0,25%
- Lainnya: 0,15%
- Perumahan dan perlengkapan rumah tangga: 0,08%
- Pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya : 0,02 %
- Restoran dan hotel: 0,21%
(Baca: Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 4,34% pada Kuartal I-2022)