Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter mencapai 5 unit pada 2023.
Angka itu tak mencapai target yang ditetapkan, yakni 7 unit pada 2023.
Pembangunan smelter pada 2023 ini jumlahnya sama seperti tahun 2020-2022. Sementara sebelumnya, pemerintah hanya mampu membangun smelter sebanyak 3-4 unit, seperti yang terlihat pada grafik.
Padahal, pemerintah berambisi membangun smelter sebanyak 53 unit hingga 2024 mendatang. Rencana pembangunan tersebut dipatok pada 2021.
Kementerian ESDM membagikan perkembangan proyek smelter terintegrasi penambangan pada 2023 sebagai berikut:
(100%) PT Aneka Tambang di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara telah terbangun dan telah melakukan kegiatan produksi, sejak 1976 dan 2007 (ekspansi)
(100%) PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan merupakan pemegang Kontrak Karya yang menghasilkan produk nickel matte, telah terbangun dan beroperasi sejak 1978 dan 2011 (ekspansi)
(100%) PT Wanatiara Persada di Maluku Utara telah terbangun dan beroperasi menghasilkan ferronickel sejak 2019
(100%) PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara merupakan smelter nickel pig iron (NPI) di Maluku Utara telah terbangun sejak 2015, namun saat ini berhenti beroperasi karena tinginya biaya produksi (biaya bahan baku kokas)
(100%) PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara telah terbangun dan telah beroperasi sejak 2020
(99,9%) PT ANTAM (proyek P3FH) di Maluku Utara, saat ini dilakukan lelang pembangunan power plant
(90,24%) PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan yang merupakan smelter besi menghasilkan sponge ferro alloy.