Pemerintah telah membelanjakan anggaran untuk subsidi lebih banyak pada periode Januari–Juni dari tahun sebelumnya, seiring dengan kebutuhan untuk menjaga daya beli masyarakat.
Realisasi belanja subsidi tumbuh 20,6% ke Rp96,4 triliun pada enam bulan pertama dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Keuangan.
Pertumbuhan ini terjadi seiring dengan penambahan penyaluran beberapa barang, seperti pupuk dan elpiji 3 kilogram (kg). Pemerintah juga menambah jumlah pelanggan yang berhak menerima subsidi listrik ke 38,5 juta pada tahun 2022 dari 37,5 juta pada tahun sebelumnya.
Belanja subsidi meningkat di saat masyarakat, terutama orang miskin, menghadapi tekanan dari lonjakan harga pangan. Harga pangan global telah melonjak, terutama menyusul perang Rusia-Ukraina.
Secara keseluruhan, belanja pemerintah tumbuh 6,3% ke Rp1,24 kuadriliun pada enam bulan pertama dari tahun sebelumnya.
(Baca: Survei: Efektivitas MyPertamina Banyak Diragukan Warga)