Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin adalah mendorong kinerja ekspor. Sejak 2018, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. Bahkan pada 2018 tercatat menjadi defisit terdalam sepanjang sejarah.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 8,7 miliar atau setara Rp 121,7 triliun dengan kurs rupiah Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat pada 2018 . Defisit tersebut akibat nilai ekspor barang Indonesia pada tahun tersebut hanya US$ 180,01 miliar sementara impor mencapai US$ 188,7 miliar.
Defisit neraca perdagangan nasional bahkan berlanjut sampai tahun ini. Neraca perdagangan kembali defisit US$ 1,95 miliar atau sekitar Rp 27,23 triliun pada periode Januari-September 2019, meskipun nilainya turun hampir separuh dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,82 miliar. Kondisi ini menjadi tantangan di kepemimpinan Jokowi dalam 5 tahun kedua.