Harga berbagai komoditas global turun pada awal April 2025, terutama setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru bagi negara mitra dagangnya.
Hal ini tercatat dalam paparan Kinerja & Tantangan Perekonomian Nasional, yang disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Ekonomi di Jakarta (8/4/2025).
>
(Baca: Harga Minyak Dunia Turun pada Kuartal I 2025)
Mengutip paparan Airlangga, sejak awal tahun sampai 4 April 2025 rata-rata harga batu bara secara global sudah turun 22,55% (year-to-date/ytd).
Penurunan harga cukup dalam juga terjadi pada minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan minyak mentah Brent.
Kemudian penurunan harga lebih ringan terjadi pada komoditas kedelai, gandum, beras, dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
"Pasca pengumuman kebijakan tarif, harga komoditas utama global mengalami penurunan. Kekhawatiran penurunan demand global dan disrupsi rantai pasok global telah menekan harga komoditas," demikian dikutip dari paparan Airlangga.
(Baca: Harga Emas Dunia Kian Menguat pada Kuartal I 2025)
Namun, sejak awal tahun sampai 7 April 2025 ada dua komoditas yang harganya naik, yakni emas dan gas alam seperti terlihat pada grafik.
Menurut World Gold Council (WGC), harga emas naik karena saat ini investor cenderung mencari aset investasi yang aman.
"Kondisi geoekonomi saat ini memberi keuntungan bagi daya tarik emas sebagai aset safe haven," kata WGC dalam Gold Market Commentary (8/4/2025).
Adapun menurut US Energy Information Administration (EIA), harga gas alam naik karena konsumsinya meningkat secara global.
"Kami memperkirakan konsumsi gas alam lebih banyak pada tahun 2025 dan 2026, dan stoknya lebih sedikit," kata EIA dalam Short-Term Energy Outlook (11/3/2025).
(Baca: Tarif Impor Trump Picu Ketakutan Investor Pasar Saham AS)