Invasi terhadap Ukraina tidak hanya dijalankan lewat aksi militer di darat, laut, dan udara, tapi juga melalui serangan dunia maya.
Menurut data Center for Strategic and International Studies (CSIS), sejak 2014 sampai Januari 2022 Ukraina sudah mengalami 27 serangan siber besar.
CSIS mendefinisikan 'serangan siber besar' sebagai serangan terhadap infrastruktur digital atau jaringan komputer lembaga pemerintah, lembaga pertahanan, perusahaan teknologi, dan berbagai kejahatan ekonomi digital lainnya dengan kerugian lebih dari US$1 juta.
Ukraina pertama kali mendapat serangan siber besar pada 2014. Serangan kembali terjadi pada 2015 dan 2016 sebanyak 1 kali per tahun, kemudian meningkat menjadi 3 kali serangan sepanjang 2017.
'Senjata' yang digunakan dalam serangan tahun 2017 adalah ransomware NotPetya, yang menyerang infrastruktur Ukraina di bidang perbankan, jaringan listrik, bandara, dan lain-lain. NotPetya juga menyerang perusahaan perkapalan Maersk dengan kerugian diperkirakan US$300 juta.
Ukraina mengalami serangan siber besar terbanyak pada 2018, yakni hingga 9 kali per tahun. Kemudian sepanjang 2021 ada 5 kali serangan, dan di awal 2022 Ukraina sudah mengalami serangan siber 1 kali pada Januari.
(Baca Juga: Ada 138 WNI di Ukraina, Sebagian Besar Tinggal di Kiev)