Yayasan Partisipasi Muda Indonesia menyigi sejumlah isu yang dianggap memantik kepedulian dan keterlibatan sipil bagi anak muda Indonesia.
Teratas adalah isu hak asasi manusia (HAM) yang dipilih 69,5% responden. Yayasan Partisipasi Muda menyebut, pemilihan isu ini menyingkap sikap anak muda.
"Hal ini menunjukkan adanya kepedulian mendalam terhadap keadilan, kesetaraan, dan perlindungan kebebasan fundamental," tulis Yayasan Partisipasi Muda dalam laporan Memahami Keterlibatan Pemuda dan Ruang Sipil di Indonesia.
Peningkatan akses dan kualitas pendidikan menempati posisi berikutnya dengan 67,1%. Menurut tim riset, pilihan ini menyoroti nilai penting kesetaraan pendidikan dan perannya dalam membentuk kesempatan serta pemberdayaan.
Perlindungan lingkungan juga mendapat peringkat tinggi dengan 50,9% suara. "Ini menunjukkan bahwa isu keberlanjutan dan iklim menjadi prioritas utama anak muda," tulis tim riset.
(Baca: Respons Pemerintah atas 9 Isu Krusial di Mata Anak Muda, Sudah Baik?)
Di luar tiga teratas itu, proporsi keterpilihan isu kurang dari 50%. Isu itu di antaranya akses layanan kesehatan, lapangan pekerjaan, ketimpangan, kemiskinan, hingga perlindungan kelompok rentan.
Berikut daftar lengkap isu yang dianggap bisa mendorong anak muda dalam keterlibatan sipil:
- Isu hak asasi manusia: 69,5%
- Peningkatan akses dan kualitas pendidikan: 67,1%
- Perlindungan lingkungan: 50,9%
- Akses ke layanan kesehatan: 49,7%
- Lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi: 48,1%
- Pengurangan ketimpangan sosial dan ekonomi: 40,6%
- Pengentasan kemiskinan: 40%
- Ketahanan pangan dan manajemen sumber daya alam: 35,8%
- Perlindungan kelompok rentan: 32,5%
- Lainnya: 6,1%.
Survei ini melibatkan 505 responden berusia 18-25 tahun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Responden dipilih melalui non-probability sampling yang dijaring melalui media sosial dan e-mail.
Mayoritas gender responden di tiga zona wilayah adalah perempuan, terutama di tengah (61,9%) dan barat (55,4%). Laki-laki agak banyak di timur (45,1%). Responden non-biner dan beragam gender paling menonjol di barat.
Mayoritas responden berpendidikan SMA (49,1%) dan sarjana/D4 (44,8%), sedangkan sisanya tersebar pada pendidikan vokasi (3,2%), SMP (2%), pascasarjana (0,8%), dan SD (0,2%).
Data dikoleksi pada November 2024-Maret 2025 dan dibukukan dalam edisi April 2025.
(Baca: Ruang Ekspresi Sipil Tak Selalu Aman, Ini Masalahnya Menurut Anak Muda)