Selama periode 7-16 Oktober 2023, perang Israel-Palestina sudah menimbulkan sekitar 4.100 korban jiwa dan 16.100 korban luka dari kedua belah pihak.
Adapun sampai hari ke-10 perang, yakni Senin malam (16/10/2023), jumlah korban jiwa dari pihak Palestina sudah sekitar dua kali lipat lebih banyak dari koban jiwa Israel.
Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sampai Senin (16/10/2023) korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa sekitar 2.808 orang dan korban luka 10.850 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 58 orang dan korban luka 1.176 orang.
Di sisi lain, korban jiwa dari pihak Israel berjumlah 1.300 orang, tidak ada laporan penambahan korban jiwa baru sejak Kamis (12/10/2023), dan korban lukanya mencapai 4.121 orang.
(Baca: Warga Palestina Butuh Bantuan Rp4,6 Triliun, Mayoritas untuk Makan)
Gelombang pengungsian di Jalur Gaza juga dilaporkan terus meningkat.
"Setelah perintah Israel untuk mengevakuasi bagian utara Jalur Gaza pada 13 Oktober, jumlah pengungsi mungkin telah mencapai satu juta orang, termasuk sekitar 333.000 orang yang tinggal di pos pengungsian UNRWA, dalam kondisi yang semakin buruk," kata OCHA dalam laporannya, Senin (16/10/2023).
"Pengepungan Gaza terus berlanjut. Penyeberangan Rafah tetap ditutup, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan, air dan obat-obatan dari Mesir."
"Gaza telah mengalami pemadaman listrik total selama enam hari berturut-turut. Rumah sakit berada di ambang kehancuran, karena cadangan bahan bakar untuk mengoperasikan generator cadangan hampir habis, sehingga membahayakan nyawa ribuan pasien."
"Selain itu, diperkirakan ratusan orang masih terjebak di bawah reruntuhan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi kemanusiaan dan lingkungan, termasuk akibat mayat yang membusuk di bawah bangunan yang runtuh," kata OCHA.
(Baca: 4 Negara Beri Bantuan untuk Palestina, UEA Teratas)