Data Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) Amerika Serikat (AS) menununjukkan, inflasi negara tersebut menyentuh 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2024.
Angka itu lebih rendah dari periode Juli 2023 yang sebesar 3,2% (yoy). Inflasi Juli 2024 juga rendah bila dibandingkan dengan Juni 2024 yang sebesar 3% (yoy).
Melansir data The White House, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,2% pada Juli 2024 yang diklaim sesuai dengan ekspektasi. Secara tahunan, IHK naik 2,9%, menjadi tingkat pertumbuhan tahunan terendah sejak Maret 2021, kali ini sedikit di bawah ekspektasi ekonom yang sebesar 3%.
Adapun inflasi IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 0,2% di bulan Juli, juga sesuai ekspektasi. Secara tahunan, IHK inti naik 3,2%, menjadi tingkat tahunan terendah sejak April 2021.
Seperti diwartakan Financial Times (FT), data penurunan inflasi ini memperkuat argumen bagi bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga berikutnya, diperkirakan September 2024.
Angka-angka ini juga akan meningkatkan harapan bahwa the Fed berhasil meredam tekanan harga dan mendapat respons baik dari pemerintah. Sebab belakangan, kegelisahan para pemilih AS mengenai inflasi telah menjadi masalah untuk Partai Demokrat dalam kampanye pemilihan presiden tahun ini.
Menurut penelusuran FT, para pejabat the Fed telah menganalisis bahwa inflasi mendingin secara berkelanjutan sebelum adanya penurunan biaya pinjaman. Ini karena orang Amerika telah menunjukkan sikap untuk membatasi pengeluaran mereka.
Namun, ada penurunan tajam dalam pertumbuhan lapangan kerja pada awal bulan ini memicu kekhawatiran bahwa the Fed telah terlalu lama untuk menurunkan suku bunga dan memicu gejolak di pasar keuangan AS minggu lalu.
“Saya rasa The Fed telah beralih dari inflasi ke tenaga kerja,” kata Tom Porcelli, kepala ekonom AS di PGIM Fixed Income kepada FT, ditulis Kamis (15/8/2024). Respons Tom mengacu pada fokus bank sentral dalam menentukan kapan harus menurunkan biaya pinjaman.
“Dan laporan ini saya kira hanya akan memperkuat pergeseran itu," imbuhnya.
(Baca juga: Inflasi AS Melandai Sepanjang Kuartal II 2024)