Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 mayoritas atau 34,49% rumah tangga di Indonesia menggunakan air isi ulang sebagai sumber air minum utama.
Lalu 16,51% rumah tangga memperoleh air minum dari sumur bor atau pompa, 14,45% dari sumur terlindung, dan 9,15% dari mata air terlindung.
Ada pula 9,13% rumah tangga yang minum dari air kemasan bermerek , dan hanya 9,11% yang konsumsi air leding atau tap water.
"Jika dilihat menurut klasifikasi desa, penggunaan air leding lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan di daerah perdesaan (10,21% berbanding 7,54%)," tulis BPS dalam laporan Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan 2024.
Sementara rumah tangga yang sumber air minumnya berasal dari air hujan, sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air permukaan, dan lainnya memiliki proporsi kurang dari 3% seperti terlampir pada grafik.
BPS juga mendata, pada Maret 2024 sebanyak 92,64% rumah tangga di Indonesia telah memiliki akses sumber air minum layak.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat akses sumber air minum layak tertinggi, yaitu 99,96%. Sedangkan Papua Pegunungan jadi yang terendah, yaitu hanya 30,64%.
"Penyediaan air minum layak yang merata masih terus perlu dipantau dan ditingkatkan pemenuhannya oleh pemerintah Indonesia, mengingat pemenuhan kebutuhan air yang layak merupakan hak setiap orang dan merupakan kebutuhan primer," tulis BPS.
(Baca: Sederet Cara Rumah Tangga RI Membuat Air Minumnya Aman Dikonsumsi)