Kerawanan Pangan Nasional Turun Jadi 4,79% pada 2021

Ekonomi & Makro
1
Viva Budy Kusnandar 23/12/2022 17:52 WIB
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan dan Kerawanan Pangan Sedang dan Berat (2018-2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 berdampak negatif terhadap  seluruh aspek. Namun, upaya pemerintah memulihkan perekonomian nasional mampu memberi hasil yang baik pada capaian 2021.

Salah satunya adalah turunnya prevalensi kerawanan pangan sedang dan berat menjadi 4,79% pada 2021. Angka tersebut turun dibanding tahun sebelumnya dan juga terendah dalam empat tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.

Namun demikian, prevalensi ketidakcukupan pangan (PoU) justru menunjukkan peningkatan dalam tiga tahun terakhir menjadi 8,49% pada 2021. Artinya, ada 8-9 orang dari 100 orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan energi untuk hidup normal, aktif dan sehat.

Berdasarkan proyeksi Food and Agriculuture (FAO), lebih dari 700 juta penduduk di seluruh dunia yang terancam kelaparan pada 2021. Jumlah tersebut setara dengan tiga kali jumlah penduduk Indonesia saat ini.

Dalam beberapa dekade, FAO telah menggunakan prevalensi kekurangan gizi untuk memperkirakan tingkat kelaparan di dunia. Dengan demikian kelaparan juga bisa disebut sebagai kekurangan gizi.

(Baca: FAO: Sebanyak 767 Juta Penduduk Dunia Mengalami Kelaparan pada 2021)

 

 

Editor : Padjar Iswara
Data Populer
Lihat Semua