Ini Perusahaan Bakal Investor Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Transportasi & Logistik
1
Adi Ahdiat 16/09/2022 18:20 WIB
Rencana Investasi untuk Industri Baterai dan Kendaraan Listrik di Indonesia (April 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pada pertengahan September 2022 Jokowi mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 2022 untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di kalangan lembaga pemerintah.

Inpres tersebut salah satunya berisi perintah kepada Kementerian Perindustrian untuk "melakukan percepatan pengembangan komponen utama dan komponen pendukung industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle)".

Sejalan dengan amanat Inpres tersebut, saat ini sudah ada sejumlah perusahaan besar yang bakal berinvestasi untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia, yaitu LG, CATL, dan Foxconn.

Kabar ini disampaikan Andria Buchara, Kepala Bagian Promosi Kementerian Investasi/BKPM, dalam diskusi publik yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) secara virtual pada 20 April 2022.

"Beberapa yang kami highlight sebagai project strategis itu industri baterai terintegrasi (bekerja sama) dengan LG asal Korea Selatan, CATL dari China, dan Foxconn dari Taiwan," kata Andria dalam acara tersebut (20/4/2022).

Menurut paparan Andria, berikut rencana investasi LG, CATL, dan Foxconn di Indonesia per April 2022:

  • LG: Industri baterai terintegrasi senilai US$9,8 miliar
  • CATL: Industri baterai terintegrasi senilai US$5,2 miliar
  • Foxconn: Industri baterai listrik, industri kendaraan listrik, dan industri pendukung senilai US$8 miliar

"Kesepakatan untuk mengamankan bahan baku bagi project LG dan CATL, yang merupakan concern investor, itu sudah ditandatangani minggu lalu bersama Kementerian BUMN dan MIND ID," kata Andria (20/4/2022).

Kendati demikian, Andria Buchara menyatakan masih ada beberapa tahap yang perlu dilewati untuk merealisasikan proyek investasi ini.

"Yang menjadi concern kita adalah hilirisasinya, jangan sampai perusahaan ini hanya mengambil bahan baku, namun nilai tambahnya di sektor hilir tidak terbangun," kata Andria.

"Baterai (kendaraan listrik) ini, sebagai komponen yang termasuk paling mahal, harganya (diharapkan) bisa turun signifikan sehingga menjadi akselerator untuk pengembangan mobil dan motor listrik serta ekosistem lainnya," pungkasnya.

(Baca: 10 Perusahaan Baterai Kendaraan Listrik Terbesar, Juaranya dari Tiongkok)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua