6 Hal yang Bisa Mendorong Perpecahan Politik, Buzzer Teratas
Demografi![1](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/2022/06/07/2022_06_07-19_46_33_1dc5c584b56b8025d268507f844e5c3a.png)
![databoks logo](https://cdn1.katadata.co.id/template/databoks_template_v2/images/rightbody.png)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Menurut survei Litbang Kompas tentang situasi politik nasional, mayoritas atau 36,3% responden menilai buzzer/influencer yang provokatif bisa membuat polarisasi politik di masyarakat kian memanas.
Sebanyak 21,6% responden lain menilai polarisasi politik bisa meruncing karena penyebaran informasi yang tidak lengkap/hoaks, 13,4% karena kurangnya peran tokoh bangsa dalam meredakan perselisihan, dan 5,8% karena media sosial.
Untuk mencegah perpecahan lebih lanjut, sebagian besar atau 87,8% responden setuju agar pemerintah menindak tegas buzzer atau influencer yang provokatif dan memperkeruh suasana.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 24-29 Mei 2022 dengan melibatkan 1.004 responden dari 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei 95% dengan nirpencuplikan ±3,9%.
(Baca Juga: Ini Aspek yang Jadi Pertimbangan Masyarakat dalam Memilih Parpol)