Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) ditransaksikan di level US$ 2.010 per ton pada perdagangan Rabu (9/3/2022) di Bursa Komoditas Rotterdam.
Harga tersebut naik 10,14 % dari penutupan sebelumnya di US$ 1.825 per ton. Harga tersebut juga merupakan yang tertinggi dari sebelumnya.
Perang Rusia dan Ukraina telah memunculkan kekhwatiran terjadi kelangkaan pasokan minyak nabati dunia. Seperti diketahui, Ukraina merupakan salah satu penghasil minyak nabati (minyak bunga matahari). Dengan adanya perang tersebut bakal mengganggu pasokan minyak bunga matahari ke kawasan Eropa maupun kawasan lainnya.
(Baca: Nilai Ekspor CPO Tembus US$ 35 Miliar pada 2021)
Dengan terganggunya pasokan minyak bunga matahari, maka bakal berdampak terhadap permintaan CPO global. Hal tersebut yang membuat harga minyak sawit melonjak pasca invasi Negeri Beruang Merah ke Ukraina.
Sebelum Rusia melakukan serangan ke Ukraina, harga CPO di pasar spot Rotterdam masih berada di level US$ 1.640 per ton (23/2/2022). Namun, harga CPO saat ini telah melonjak 22,56%.
Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang masih berada di level US$ 1.305 per ton, maka harga minyak sawit telah melambung 54% (Year to Date/YTD). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi 9 Maret 2021, harga CPO telah melompat lebih dari 80% (Year on Year/YoY).
(Baca: Konsumsi Minyak Sawit Terus Meningkat dalam Lima Tahun Terakhir)
Naiknya harga CPO berimbas pula terhadap harga minyak goreng di Tanah Air. Harga minyak goreng di berbagai daerah di atas Rp 20 ribu per liter. Bahkan minyak goreng langka di pasaran.