Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi ibu kota baru. Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, pernah menyebutkan di Kaltim tidak pernah terjadi konflik sosial yang masif meskipun masyarakat Kaltim heterogen. Berdasarkan data Statistik Kriminal 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kalimantan Timur menjadi salah satu dari 10 provinsi yang kejadian konflik massalnya rendah di 2017.
Persentase desa atau kelurahan di Kaltim yang mengalami konflik massal sebesar 1,64% atau peringkat 10 terendah di Indonesia. Adapun jumlah konflik massal yang terjadi di Kaltim sebanyak 17 kejadian.
Namun jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan, konflik massal di Kaltim masih lebih tinggi. Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan konflik massal terendah di Kalimantan dan terendah ketiga di Indonesia. Persentase konflik massal di Kalimantan Tengah sebesar 0,82%.
Persentase konflik massal di Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan masing-masing 1,04% dan 1,05%. Sementara itu, Kalimantan Barat berada di posisi kesembilan terendah dengan persentase konflik massal 1,4%.
Jenis konflik massal meliputi perkelahian antar kelompok warga, perkelahian warga antar desa/kelurahan, perkelahian warga dengan aparat keamanan, perkelahian warga dengan aparat pemerintah, perkelahian antar pelajar, dan perkelahian antar suku.
(Baca Databoks: Inilah Bencana yang Pernah Terjadi di Kalimantan Timur)