Menurut laporan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), sepanjang 2024 terdapat 295 konflik agraria di Indonesia yang melibatkan area seluas 1,1 juta hektare (ha).
Konflik ini terjadi di berbagai sektor, salah satunya sektor infrastruktur dengan jumlah 79 kasus, luas area konflik 290,8 ribu ha, dan korban terdampak 20,3 ribu keluarga.
"Letusan konflik agraria sektor infrastruktur yang terjadi pada tahun ini sebagiannya disebabkan oleh percepatan-percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN)," tulis KPA dalam laporannya.
Dari 79 kasus konflik agraria sektor infrastruktur, 36 kasus disebabkan oleh pengadaan tanah untuk PSN yang terdiri dari pembangunan kawasan industri, kawasan kota baru, kawasan pariwisata, bendungan, bandara, pembangkit listrik, dan infrastruktur pariwisata.
Sisanya terkait dengan proyek pembangunan lain, seperti pembangunan rel kereta api, jalan tol, jalan raya, irigasi, fasilitas sosial, dan fasilitas umum.
Adapun konflik agraria sektor infrastruktur paling luas terkait dengan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berikut rincian luas area konflik agraria sektor infrastruktur pada 2024 berdasarkan jenis proyek:
- IKN: 235.667 ha
- Kawasan industri: 25.600 ha
- Bendungan: 19.548,72 ha
- Bandara: 4.162 ha
- Kawasan kota baru: 4.028,26 ha
- Pembangkit listrik: 1.585 ha
- Infrastruktur pariwisata: 162,1 ha
- Fasilitas umum: 30,75 ha
- Fasilitas sosial: 1 ha
- Rel kereta: 0,28 ha
(Baca: Proyek Strategis Nasional Picu 115 Konflik Agraria sampai 2023)