Berdasarkan data Sistem Informasi Benih Tanaman Perkebunan milik Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki 6,77 juta benih kelapa sawit per 26 April 2022.
Direktorat Jenderal Perkebunan memperkirakan jumlah benih kelapa sawit yang akan disalurkan mencapai 1,84 juta benih.
Rinciannya, sebanyak 920,62 ribu benih akan disalurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), di mana sebagian besar benih akan digunakan untuk program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Kemudian 812,66 ribu benih untuk swasta, dan 105,75 ribu benih untuk perorangan.
Namun, Direktorat Jenderal Perkebunan belum memublikasikan keterangan mengenai rencana periode penyalurannya.
Sampai 26 April 2022, Direktorat Jenderal Perkebunan mencatat ada 1.800 produsen benih kelapa sawit di Indonesia, dengan ketersediaan benih keseluruhan sebanyak 116,34 juta benih, serta potensi produksi mencapai 241,81 juta benih.
Penyiapan benih yang baik dan benar merupakan modal penting dalam produksi kelapa sawit di masa depan. Lahan sawit Indonesia membutuhkan peremajaan (replanting) dengan benih varietas unggul, untuk menggantikan pohon-pohon sawit yang sudah tua dan produksinya mulai turun.
Namun, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada "mafia bibit" yang perlu diwaspadai karena menyalurkan benih berkualitas buruk, yang kemudian akan merugikan petani.
“Bibit pun ada mafianya. Banyak petani mendapatkan bibit yang hybrid, yang salah, sehingga ketika tumbuh tidak baik,” kata Erick seperti dilansir Katadata.co.id, Senin (25/4/2022).
Erick berharap praktik mafia ini tidak dibiarkan berkembang, agar kualitas bibit yang diterima petani tidak menurun.
(Baca Juga: Ini Keunggulan Kelapa Sawit Dibanding Tanaman Minyak Nabati Lainnya)