Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan Provinsi Papua Pegunungan pada tahun 2024 sebesar Rp 47,87 miliar. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif dengan nilai sebesar 14,08%. Terjadi kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 5,91 miliar atau 41,96%, dari Rp 41,96 miliar pada tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan pada sektor perkebunan di wilayah tersebut.
Secara historis, data PDRB perkebunan Papua Pegunungan menunjukkan pertumbuhan positif dalam dua tahun terakhir, namun data sebelum 2023 belum tersedia. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 14,08%. Untuk ranking menurut pulau, Papua Pegunungan berada di posisi ke-6 baik pada tahun 2023 maupun 2024. Sementara itu, secara nasional, provinsi ini menempati peringkat ke-37 pada kedua tahun tersebut.
(Baca: Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Pagi Hari Diperdagangkan US$14.950 /Ton (Kamis, 04 Desember 2025))
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Papua, nilai PDRB perkebunan Papua Pegunungan masih relatif rendah. Pada tahun 2024, DI Yogyakarta memiliki PDRB Rp 537,96 miliar, Papua Tengah Rp 402,05 miliar, dan Papua Barat Daya Rp 320,37 miliar. Papua Pegunungan memiliki nilai Rp 47,87 miliar. Meskipun demikian, pertumbuhan Papua Pegunungan menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Berdasarkan data perbandingan, pertumbuhan PDRB perkebunan Papua Pegunungan pada tahun 2024 sebesar 14,08%, lebih rendah dibandingkan dengan DI Yogyakarta (14,93%) dan Papua Tengah (15,10%), tetapi lebih tinggi dari Papua Barat Daya (8,54%). Hal ini menunjukkan bahwa sektor perkebunan di Papua Pegunungan masih memiliki ruang untuk berkembang lebih pesat.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB sektor tanaman perkebunan Provinsi Papua Pegunungan menunjukkan sinyal positif dengan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, meskipun masih berada di peringkat bawah dibandingkan provinsi lain di Pulau Papua dan secara nasional, potensi pertumbuhan sektor ini perlu terus dioptimalkan untuk meningkatkan perekonomian daerah.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta menempati peringkat ke-5 di pulau Jawa dengan nilai PDRB perkebunan mencapai Rp 537,96 miliar. Pertumbuhan sebesar 14,93% menunjukkan perkembangan yang positif pada sektor perkebunan di wilayah ini. Nilai ini didorong oleh peningkatan sebesar Rp 69,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja yang baik ini menempatkan DI Yogyakarta sebagai salah satu kontributor utama sektor perkebunan di Pulau Jawa. Secara nasional DI Yogyakarta menempati urutan ke 34.
(Baca: Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan - US Wheat Futures Turun Menuju Level 539.13 Bushel (Jumat, 05 Desember 2025))
Papua Tengah
Papua Tengah mencatatkan nilai PDRB perkebunan sebesar Rp 402,05 miliar, menempatkannya di peringkat ke-4 di Pulau Papua. Pertumbuhan sebesar 15,10% menunjukkan kinerja yang solid, dengan selisih nilai sebesar Rp 52,74 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan Papua Pegunungan. Papua Tengah menunjukkan potensi besar dalam pengembangan sektor perkebunan di wilayah timur Indonesia, dan berada diurutan ke 35 secara nasional.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya mencatatkan PDRB perkebunan sebesar Rp 320,37 miliar dan berada di peringkat ke-5 di Pulau Papua. Pertumbuhan sebesar 8,54%, dengan peningkatan sebesar Rp 25,21 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Secara nasional, Papua Barat Daya berada di peringkat ke-36. Peningkatan ini mengindikasikan adanya potensi yang terus berkembang di sektor perkebunan Papua Barat Daya.