Peternak sapi perah dan pengepul susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar aksi mandi susu dan membuang susu hasil produksinya ke tempat sampah pada Sabtu (9/11/2024).
Aksi tersebut merupakan bentuk protes, karena produk susu mereka tidak diserap oleh industri pengolahan susu.
"Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita," kata koordinator aksi tersebut, Sriyono Bonggol, disiarkan Kompas.com, Selasa (12/11/2024).
(Baca: Tren Impor Susu Indonesia Meningkat 2013-2023)
Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 Kabupaten Boyolali mampu memproduksi susu sebanyak 37,8 juta liter.
Kecamatan Mojosongo menjadi produsen susu terbesar di wilayah ini, dengan hasil produksi 12,02 juta liter pada 2023.
Produsen susu terbesar berikutnya adalah Kecamatan Tamansari 7,94 juta liter, Kecamatan Musuk 6,66 juta liter, Kecamatan Ampel 3,93 juta liter, dan Kecamatan Gladagsari 3,47 juta liter.
Ada pula Kecamatan Selo dengan produksi susu 1,77 juta liter, Kecamatan Boyolali 1,54 juta liter, Kecamatan Cepogo 366,27 ribu liter, dan Kecamatan Teras 106,39 ribu liter.
Hanya 9 kecamatan ini yang memproduksi susu di Kabupaten Boyolali, dari total 22 kecamatan di wilayah tersebut.
(Baca: Indonesia Berpotensi Kekurangan Produksi Susu sampai 2026)