Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (Pusdatin Kementan), Indonesia berpotensi kekurangan produksi susu sapi sampai 2026.
Proyeksi ini tercatat dalam laporan Outlook Komoditas Peternakan Susu Tahun 2022.
Pusdatin Kementan memperkirakan selama 2022—2026 volume produksi susu sapi nasional berkisar antara 916 ribu—949 ribu ton per tahun.
Dalam periode tersebut produksinya rata-rata tumbuh 0,65% per tahun.
Sementara konsumsi susu sapi nasional sepanjang 2022—2026 diprediksi mencapai 989 ribu—1,07 juta ton per tahun, lebih banyak dibanding volume produksinya.
Konsumsi susu nasional juga diprediksi tumbuh lebih pesat dibanding produksi, dengan rata-rata pertumbuhan 2,07% per tahun.
"Konsumsi susu sapi yang terus meningkat di Tanah Air ternyata belum bisa diimbangi dengan kemampuan peternak sapi nasional untuk menyediakan produksi susu sapi yang berkualitas," demikian dikutip dari laporan Pusdatin Kementan.
Pusdatin Kementan menyebut ada beragam hal yang menghambat produksi susu nasional, seperti sulitnya mencari pakan hijauan untuk sapi perah, mahalnya harga bahan baku pakan konsentrat, penurunan genetik sapi perah, sampai manajemen peternakan yang belum optimal.
Pusdatin Kementan juga menilai, jika tak ada perubahan signifikan dalam produksi susu nasional, maka kondisi defisit akan terus terjadi.
"Kekurangan persediaan susu ini akan membuka keran impor susu dari negara-negara produsen seperti Amerika, Australia, Selandia Baru, dan Eropa," dikutip dari laporan tersebut.
(Baca: 10 Negara Penghasil Susu Sapi Terbesar di Dunia 2023)