Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks nilai tukar petani (NTP) yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani secara nasional berada di level 107,33 pada 2022, meningkat 2,57% (year-on-year/yoy) dibanding 2021.
Jika dirinci berdasarkan subsektornya, peningkatan kesejahteraan paling tinggi terjadi pada petani hortikultura, dengan kenaikan NTP 7,03% (yoy) ke level 108,74 pada 2022.
Kemudian NTP perkebunan rakyat naik 4,34% (yoy) ke posisi 126,22, dan NTP peternakan naik 2,07% (yoy) ke level 101,24.
Sementara NTP perikanan naik 1,7% (yoy) ke posisi 105,74, dan NTP tanaman pangan hanya meningkat tipis 0,62% (yoy) ke level 98,82 pada periode sama.
Secara spasial kenaikan NTP tertinggi berada di Kalimantan Barat, yakni naik 9,84% (yoy) ke level 141,34. Diikuti Jambi yang meningkat 6,45% (yoy) ke 135,08, dan Aceh naik 6,19% (yoy) ke posisi 107,46.
Adapun NTP Sulawesi Barat turun paling dalam pada 2022, yakni merosot 3,54% (yoy) ke posisi 107,33. Kemudian NTP Papua Barat turun 2,03% (yoy) ke posisi 100,12, dan Nusa Tenggara Barat turun 1,35% (yoy) ke posisi 105,7.
(Baca: Kesejahteraan Petani di 10 Provinsi Ini Naik Tertinggi pada 2022)