Pesanan transportasi online di kawasan Asia Tengara diperkirakan mencapai 8 juta kali setiap harinya pada 2018, meningkat dari 1,5 juta kali/hari pada 2015. Demikian pengguna aktif transportasi berbasis internet ini meningkat lebih dari 4 kali menjadi 35 juta pengguna pada tahun ini dari sebelumnya hanya 8 juta. Layanan transportasi berbasis aplikasi ini telah tersedia lebih dari 500 kota di ASEAN seiring ketatnya persaingan antara Go-jek dan Grab.
Transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) transportasi online di Asia tenggara mencapai US$ 7,2 miliar, nilai tersebut terdiri atas US$ 5,7 miliar layanan antar makanan dan US$ miliar layanan transportasi online. GMV transportasi online tersebut diperkirakan melonjak menjadi US$ 28 miliar pada 2025.
GMV transportasi online di Indonesia mencapai US$ 3,7 miliar pada 2018 dan akan melonjak menjadi US$ 14 miliar pada 2025. Nilai pasar transportasi di tanah air merupakan yang terbesar dibanding negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Jumlah penduduk yang besar serta pertumbuhan pengguna internet menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar ekonomi internet.