E-commerce atau aktivitas perdagangan online merupakan penopang utama ekonomi digital Indonesia.
Hal ini terlihat dari laporan riset e-Conomy SEA 2024 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company.
(Baca: Indonesia, Pasar E-Commerce Terbesar di Asia Tenggara 2024)
Google, Temasek, dan Bain & Company mengukur nilai ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara berdasarkan gross merchandise value (GMV), yakni nilai produk barang/jasa yang terjual dalam periode tertentu.
Perhitungannya mencakup GMV dari beberapa sektor ekonomi digital utama, yaitu e-commerce, pesan-antar makanan online, transportasi online, agen perjalanan/pariwisata online, dan media periklanan/hiburan online.
Pada 2024, nilai total GMV ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$90 miliar.
E-commerce menjadi sektor penyumbang GMV terbesar dengan nilai US$65 miliar, setara 72% dari total GMV nasional.
Sedangkan sumbangan GMV dari sektor transportasi/pesan-antar makanan, agen perjalanan/pariwisata, dan media periklanan/hiburan lebih kecil seperti terlihat pada grafik.
Pola serupa juga terlihat pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pada 2022-2023 sektor e-commerce menyumbang antara 74% sampai 76% terhadap total GMV ekonomi digital Indonesia.
(Baca: Jumlah Pengguna E-Commerce di Indonesia Meningkat 2020-2024)