Transportasi online di negara-negara kawasan Asia Tenggara mengalami transformasi pasca terjadinya kesepakatan antara Uber dan Grab. Setelah kesepakatan tersebut, Uber menghentikan layanan transportasi di kawasan ASEAN. Sementara perusahaan jasa layanan transportasi yang berbasis internet asal Indonesia, Go-Jek mengumumkan ekspansinya ke Singapura, Vietnam, Thailand dan Vietnam.
Berdasarkan riset Google dan Temasek pangsa pasar (Gross Merchandise Value/GMV) layanan transportasi online di enam negara kawasan Asia Tenggara mencapai US$ 2,98 miliar atau setara Rp 43,2 triliun pada 2015. Nilai tersebut terdiri atas layanan transportasi US$ 2,5 miliar dan layanan pengantar makanan US$ 450 juta. Kemudian, pada 2018 meningkat menjadi US$ 7,9 miliar (Rp 114 triliun) dan melonjak menjadi US$ 29 miliar (Rp 420 triliun) pada 2025. Pada 2015, jumlah pengguna rata-rata harian jasa transportasi online baru mencapai 1,5 juta/hari dan meningkat menjadi 8 juta/hari pada 2018.
Pangsa pasar transportasi di Indonesia merupakan yang terbesar dibanding dengan negara Asia Tenggara lainnya. GMV layanan transportasi online domestik pada 2015 mencapai US$ 980 juta kemudian meningkat menjadi US$ 3,78 miliar pada 2018. Kemudian tumbuh menjadi US$ 14,5 miliar pada 2025. Jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 260 juta jiwa serta tumbuhnya pengguna internet merupakan pasar potensial bagi perekonomian yang berbasis internet.