Jumlah populasi yang besar serta tingginya pengguna intenet membuat kawasan Asia Tenggara merupakan pasar potensial bagi ekonomi internet. Meningkatnya ketersediaan smartphone (telepon pintar) seiring makin terjangkaunya harga serta pesatnya penetrasi layanan telekomunikasi selular membuat pengguna internet terus tumbuh pada 2018. Diperkirakan terdapat 350 juta pengguna internet di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam dan sekitar 90% pengguna internet terhubung ke dunai mayamelalui telepon mereka.
Berdasarkan hasil riset Google dan Temasek ekonomi internet (Gross Market Value/GMV) di kawasan Asia Tenggara pada 2018 mencapai US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.044 triliun dengan kurs Rp 14.500/dolar Amerika Serikat. Jumlah tersebut terdiri atas layanan transportasi online US$ 8 miliar, media online US$ 11 miliar, jasa travel online US$ 30 miliar dan e-Commerce US$ 23 miliar.
Dengan tambahan sektor baru seperti tempat hiburan online, jasa antar makanan, serta pendaftaran layanan video dan musim, pangsa pasar ekonomi internet di kawasan ASEAN akan melonjak menjadi US$ 240 miliar (Rp 3.480 triliun) pada 2025. Adapun GMV layanan transportasi online meningkat menjadi US$ 29 miliar, lalu media online tumbuh menjadi US$ 31 miliar, travel online menjadi US$ miliar dan pasar e-Commerce mencapai US$ 102 miliar.