Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dari startup teknologi dunia kembali terjadi. Kali ini disumbang oleh Yahoo, dengan total pemecatan mencapai seribu karyawan atau 20% dari total tenaga kerjanya.
Pemecatan disebut sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran divisi teknologi iklan.
“Pemangkasan akan berdampak pada hampir 50% karyawan teknologi iklan Yahoo pada akhir tahun ini, termasuk hampir seribu karyawan minggu ini,” ujar manajemen Yahoo dikutip Katadata.co.id dari Reuters, Jumat (10/2).
Yahoo merupakan perusahaan milik private equity Apollo Global Management. Mereka menjelaskan bahwa pengurangan jumlah karyawan akan memungkinkan perusahaan melakukan sejumlah penyesuaian.
Perusahaan asal Amerika Serikat itu berencana mempersempit fokus dan investasinya pada bisnis iklan andalannya yang disebut DSP, atau platform sisi permintaan.
Manajemen juga beralasan bahwa pemangkasan dilakukan karena banyak pengiklan telah mengurangi anggaran pemasaran. Kenaikan inflasi yang tinggi dan ketidakpastian dampak resesi menjadi dalih yang mendorong pengurangan anggaran itu.
Sebelum Yahoo, perusahaan teknologi raksasa juga berbondong-bondong melakukan PHK. Tertinggi adalah Amazon, dengan jumlah 18 ribu karyawan. Pemecatan dibagi dua waktu, sebanyak 8 ribu pada Januari 2023 lalu dan 10.000 karyawan pada November 2022 lalu.
Pemecatan menggegerkan juga datang dari Alphabet, induk perusahaan Google, pada Januari 2023 lalu. Jumlahnya mencapai 12 ribu karyawan atau sekira 6% dari total pekerjanya. Angka ini pun masih dinilai kecil oleh investor, sehingga didesak untuk melakukan PHK massal lagi.
(Baca juga: Desakan PHK Massal Lagi, Begini Pertumbuhan Pegawai Google 2013-2022)
Di bawah Alphabet, ada Meta Platforms, induk perusahaan Facebook, yang juga mendepak 11 ribu karyawan atau 13% dari total pekerjanya pada November 2022 lalu.
Mirip Meta, Microsoft pun dikabarkan memecat 11 ribu karyawannya. Jumlah ini sebesar 5% dari total karyawan Microsoft yang mencapai lebih dari 220 ribu orang.
PHK yang mendapat sorotan lainnya adalah Twitter, yang saat itu baru dipegang oleh Elon Musk. Elon memecat jajaran eksekutif perusahaan dan memangkas 50% karyawannya atau sekitar 3.700 dalam rangka perampingan budget pada November 2022 lalu.
Berikut jumlah karyawan dan startup teknologi yang melakukan PHK massal sepanjang 2022-2023:
- Amazon (AS): 18.000 karyawan
- Alphabet (AS): 12.000 karyawan
- Meta Platforms (AS): 11.000 karyawan
- Microsoft (AS): 11.000 karyawan
- Getir (Turki): 4.480 karyawan
- Twitter (AS): 3.700 karyawan
- Bettercom (AS): 3.000 karyawan
- Peloton (AS): 2.800 karyawan
- Byju's (India): 2.800 karyawan
- Carvana (AS): 2.500 karyawan
- Cryptocom (Singapura): 2.000 karyawan
- Gopuff (AS): 1.500 karyawan
- Yahoo (AS): 1.000 karyawan
- PuduTech (Tiongkok): 1.500 karyawan
- Snap (AS): 1.280 karyawan
(Baca juga: Disney PHK 7.000 Karyawan meski Laba Perusahaan Meningkat)