TCI Fund Management Limited, pemegang saham Alphabet atau induk perusahaan Google, menyampaikan bahwa pengeluaran untuk perusahaan teknologi raksasa itu cukup tinggi dalam belanja pegawai. TCI meminta kepada Alphabet agar melakukan efisiensi atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal lagi.
Sebelumnya, CEO Alphabet, Sundar Pichai sudah memutuskan untuk merumahkan 12 ribu pegawai pada Jumat (20/1). Namun, angka ini dinilai investor masih kurang banyak.
Christopher Hohn, pendiri TCI Fund Management mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir Alphabet menambahkan lebih dari 100 ribu pekerja. Sebanyak 30 ribu dari jumlah tersebut ditambah dalam sembilan bulan saja.
Maka, Hohn menilai keputusan Alphabet untuk memangkas 12 ribu pekerja adalah arah yang tepat. Akan tetapi, perhitungan tersebut tampaknya tidak membalikkan pertumbuhan jumlah karyawan yang sangat kuat pada 2022.
"Saya percaya manajemen harus mengurangi sekitar 150 ribu pegawai, seperti jumlah pegawai pada akhir 2021. Ini akan membutuhkan pengurangan total pegawai sebesar 20%," tulis Hohn dalam suratnya kepada Sundar Pichai, Jumat (20/1) lalu.
Hohn menjelaskan, rata-rata gaji pegawai Alphabet pada 2021 mendekati US$300 ribu, dan sisanya ada yang jauh lebih tinggi.
Hohn bahkan menilai persaingan bakat di dunia digital sudah jatuh secara signifikan, sehingga memungkinkan pihaknya untuk mengurangi kompensasi karyawan.
Pada surat sebelumnya, 15 November 2022 lalu, miliarder Inggris itu menyampaikan data pertumbuhan pekerja selama 10 tahun terakhir. Hohn memberi catatan bahwa jumlah pegawai secara signifikan meningkat sejak 2017 lalu. Berikut data jumlah pegawai Alphabet:
2013: 47.756 pegawai
2014: 53.600 pegawai
2015: 61.814 pegawai
2016: 72.053 pegawai
2017: 80.110 pegawai
2018: 98.711 pegawai
2019: 118.899 pegawai
2020: 135.301 pegawai
2021: 156.500 pegawai
Q3 22: 186.779 pegawai
(Baca: Spotify Mau PHK Massal, Ini Pertumbuhan Karyawannya sejak Pandemi)