Pemerintah Kota Busan, Korea Selatan, mengumumkan telah mengumpulkan investasi film dan konten video seri kedua, yaitu NextG Mid-to-Low Budget Korean Film Investment Partnership, dengan total nilai sebesar 21,5 miliar won Korea (KRW) pada 18 Desember 2025.
Melansir Korean Film Council (Kofic), pendanaan itu meneruskan seri pertama, Saltlux Korean Film Renaissance Fund, yang telah dibentuk pada Juli 2024 dengan nilai KRW23,3 miliar melalui kerja sama Pemerintah Kota Busan, Busan Film Commission, dan Saltlux Ventures.
"Tujuan pembentukan dana-dana ini adalah untuk membangun fondasi investasi yang dapat mendorong pertumbuhan industri film dan konten video di wilayah Busan," tulis Kim Seon-ho dalam keterangan yang dipublikasikan Kofic, Rabu (24/12/2025).
Dana sebesar KRW21,5 miliar ini terbesar berasal dari parent fund Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan, yakni KRW10 miliar. Nominal yang sama juga disumbang perusahaan-perusahaan swasta.
Lalu investasi sebesar KRW1 miliar dari Pemerintah Kota Busan dan KRW500 juta dari manajer dana NextG Investment.
Melalui rencana pembentukan dana film dan konten video lima tahunan (2024–2028), Pemerintah Kota Busan menargetkan pembentukan dana dengan total nilai KRW100 miliar won.
"Dengan terbentuknya dana kedua ini, Busan telah berhasil menghimpun sekitar KRW44,8 miliar, atau sekitar 45% dari target KRW100 miliar tersebut," demikian bunyi rilis tersebut.
NextG Investment akan mengelola dananya selama enam tahun. Kontribusi Pemerintah Kota Busan sebesar KRW1 miliar akan diinvestasikan secara bertahap selama tiga tahun melalui skema investasi tidak langsung, dengan perantara Busan Film Commission.
(Baca: Ini 10 Tur Konser K-Pop dengan Pendapatan Terbesar 2025, Ada Idolamu?)
Tak berbeda jauh dengan seri pertama, dana kedua ini juga menerapkan klausul “kewajiban investasi proyek Busan”.
Selama periode investasi empat tahun, dana ini wajib menginvestasikan setidaknya KRW20 miliar—dua kali nilai komitmen awal—ke sejumlah proyek, seperti film dan karya video yang diproduksi oleh perusahaan berbasis di Busan, proyek yang memanfaatkan kekayaan intelektual milik perusahaan Busan, atau karya yang melakukan setidaknya 20% proses pengambilan gambar di Busan.
Hal senada disampaikan Hye-Jin Chun, Direktur Program untuk Film International, Busan Cinema Center. Dukungan tak hanya diarahkan untuk pengambilan gambar dan produksi oleh perusahaan berbasis di Busan, namun juga memperkerjakan 30% tenaga kerja lokal. Ini berlaku untuk film nasional maupun internasional.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan strategi dari pemerintah Korea Selatan untuk memperkuat seluruh ekosistem perfilman.
"Strategi ini berfokus pada perluasan dukungan pendanaan produksi, peningkatan daya saing melalui pengembangan talenta, serta bantuan masuk ke pasar internasional guna memastikan pertumbuhan industri yang berkelanjutan," kata Chun dalam diskusi yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta Selatan, 2 Desember 2025.
(Baca: "Squid Game 3" Masuk Daftar 10 Serial Netflix Terlaris Global)