Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, jumlah pelanggan telepon seluler di Indonesia mencapai 352,16 juta pelanggan pada 2023, tumbuh 2,79% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Rinciannya, pada 2023 jumlah pelanggan telepon seluler prabayar tumbuh 3,13% (yoy) menjadi 342,69 juta pelanggan, kemudian pelanggan telepon seluler pascabayar berkurang 8,32% (yoy) menjadi 9,47 juta pelanggan.
Jumlah pelanggan telepon seluler tersebut telah melampaui jumlah penduduk, yang totalnya sekitar 278 juta jiwa pada 2023. Artinya, secara rata-rata setiap penduduk Indonesia menguasai/memiliki lebih dari 1 nomor telepon seluler
Jumlah pelanggan telepon seluler sempat menurun tajam lebih dari 26% (yoy) pada 2016 karena adanya penertiban nomor telepon yang sudah tidak aktif dan diwajibkannya registrasi identitas pelanggan.
Masih menurut data BPS, persentase penduduk yang menguasai telepon seluler baru mencapai 67,29% pada 2023, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67,88%.
Provinsi dengan penguasaan telepon seluler tertinggi pada 2023 adalah DKI Jakarta, yakni mencapai 82,47%. Kemudian yang terendah di Papua, yaitu hanya 37,95%.
Adapun provider telepon seluler Telkomsel memiliki pelanggan terbesar, yakni lebih dari 159 juta pelanggan pada 2023.
Berikut jumlah pelanggan telepon seluler dari sejumlah provider besar di Indonesia pada 2023:
- Telkomsel:
- Pascabayar: 7,59 juta pelanggan
- Prabayar: 151,83 juta pelanggan
- Total 159,34 juta pelanggan
- Indosat Ooredoo Hutchison:
- Pascabayar: 1,6 juta pelanggan
- Prabayar: 97,2 juta pelanggan
- Total 98,8 juta pelanggan
- XL Axiata:
- Pascabayar: 1,6 juta pelanggan
- Prabayar: 55,9 juta pelanggan
- Total 57,5 juta pelanggan
(Baca: Nilai Belanja TIK Rumah Tangga per Provinsi pada 2023)