Ada beragam hal yang tak disukai konsumen saat belanja online, terutama ongkos kirim yang mahal.
Hal ini terlihat dari laporan 2024 Online Shopper Trends yang dirilis perusahaan logistik global DHL.
(Baca: Jumlah Pengguna E-Commerce di Indonesia Meningkat 2020-2024)
Pada 2024 DHL menggelar survei kepada 12.000 responden yang tersebar di 24 negara di kawasan Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.
Kriteria responden yang dilibatkan dalam survei ini adalah konsumen yang pernah berbelanja secara daring.
Salah satu temuannya, mayoritas atau 54% responden merasa frustrasi saat belanja online karena ongkos kirim yang mahal.
"Sebanyak 41% responden tidak menyelesaikan transaksi mereka karena ongkos kirim terlalu mahal. Pelaku bisnis berisiko kehilangan pelanggan karena biaya pengiriman," kata tim DHL dalam laporannya.
Kemudian ada 46% responden yang mengeluhkan lamanya waktu pengiriman saat belanja online, dan 37% keberatan jika harus membayar saat mengembalikan barang ke penjual karena masalah tertentu.
Ada pula 36% yang terkendala belanja online karena informasi produk yang minim, dan 31% mengeluhkan kurangnya gambar atau foto deskripsi produk.
(Baca: Jumlah Pengunjung Situs E-Commerce Indonesia September 2024)