Warga RI Pertimbangkan AI sebagai Pengganti Psikolog, Kenapa?

Survei Snapcart menunjukkan, sebanyak 58% dari total 3,6 ribu responden di Indonesia menganggap kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat menjadi pengganti psikolog.

Dari kelompok ini, mayoritas atau 39% responden beralasan pergi ke psikolog mahal sementara menggunakan AI gratis. Diikuti 27% yang percaya AI dapat lebih baik menyimpan rahasia daripada manusia, termasuk psikolog. 

Ada pula 11% responden berkonsultasi dengan AI karena merasa dapat bantu memecahkan masalah pribadi, sedangkan psikolog dinilai lebih fokus pada kesehatan mental.

Kemudian 10% responden merasa AI tidak terlalu menghakimi, lebih netral, dan pengertian dibandingkan dengan psikolog.

“Meskipun beberapa orang di Indonesia mempercayai AI dalam masalah pribadi, sebagian besar tetap bersikap netral. Ini menunjukkan optimisme yang hati-hati," kata Associate Account Director Snapcart Boy Irvan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4/2025). 

Kendati demikian, survei ini juga menemukan terdapat 58% responden yang bersikap netral atau belum sepenuhnya percaya dengan kapasitas dan keamanan AI. 

Sementara 27% responden mengaku percaya dan 13% sangat percaya dengan AI. 

Snapcart melakukan survei ini secara online pada April 2025 terhadap 3.611 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

(Baca: 10 Aplikasi Chatbot AI Paling Banyak Koleksi Data Pribadi Pengguna)