Alasan Warga RI Pakai AI, Bantu Tugas Sekolah sampai Curhat

Ekonomi & Makro

Premium

Nabilah Muhamad 24/04/2025 14:13 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Survei Snapcart menunjukkan, ada 43% responden yang menggunakan artificial intelligence/AI dalam kehidupan sehari-hari. Alasannya beragam, mulai dari bantu tugas sekolah sampai sebagai teman curhat.

Tujuan Responden Indonesia Menggunakan Teknologi Artificial Intelligence/AI (April 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Alasan Warga RI Pakai AI, Bantu Tugas Sekolah sampai Curhat”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Tujuan Responden Indonesia Menggunakan Teknologi Artificial Intelligence/AI (April 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut survei Snapcart, dari sekitar 3,6 ribu responden di Indonesia, ada 43% yang sering menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian 41% menggunakan AI tapi jarang, dan hanya 16% yang belum pernah memakainya.

(Baca: ChatGPT Makan Listrik Lebih Banyak dari Google Search)

Dari kelompok responden pengguna AI, mayoritas atau 43% memakai teknologi tersebut untuk membantu tugas sekolah atau kuliah.

Lalu 26% responden memanfaatkan AI untuk mencari informasi atau riset data, dan 14% untuk menyelesaikan pekerjaan yang rumit.

Ada pula yang memakai AI untuk hiburan (9%), teman bicara dan mencurahkan isi hati atau curhat (6%), dan keperluan lain-lainnya (2%).

"Penggunaan ini menunjukkan tren yang berkembang di mana AI tidak hanya dilihat sebagai asisten pintar, tapi juga sebagai teman curhat digital," tulis Snapcart dalam laporan In AI, We Trust: Part 1 (April 2025).

(Baca: Emisi Gas Rumah Kaca Google Naik Gara-gara AI)

Survei ini juga menemukan, sebanyak 58% responden pengguna AI terkadang menganggap AI sebagai pengganti psikolog.

Sedangkan 42% lainnya hanya mengobrol dengan AI untuk mendapat dukungan emosional, tidak menganggapnya sebagai pengganti tenaga kesehatan mental profesional.

"Bagi mereka, AI lebih berfungsi sebagai teman bersantai, mirip dengan melampiaskan perasaan melalui jurnal atau berbicara dengan hewan peliharaan," tulis Snapcart.

Snapcart melakukan survei ini secara online pada April 2025 terhadap 3.611 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

(Baca: 10 Aplikasi Chatbot AI Paling Banyak Koleksi Data Pribadi Pengguna)

Editor : Adi Ahdiat