Center of Economic and Law Studies (Celios) mengevaluasi kinerja 100 hari pertama Kabinet Merah Putih, dengan menyurvei 95 jurnalis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah.
Para jurnalis ini diminta menilai kinerja menteri di Kabinet Merah Putih berdasarkan lima indikator, yaitu pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, tata kelola anggaran, serta komunikasi kebijakan.
Jurnalis dipilih sebagai responden karena dinilai berpengalaman dalam mengamati kinerja pejabat publik secara rutin.
"Karena profesi mereka [jurnalis] mengharuskan mereka untuk mencari fakta, memverifikasi informasi, dan memberikan laporan yang akurat dan tidak bias, mereka dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dan independen," kata Celios dalam laporan bertajuk Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran.
Hasilnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dinilai sebagai menteri/kepala lembaga yang paling tidak terlihat bekerja pada 100 hari pertama Kabinet Merah Putih. Hal ini dinyatakan oleh 9,47% responden.
Posisi berikutnya ditempati oleh Natalius Pigai (Menteri HAM), Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan), dan Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi). Keempat menteri/kepala lembaga ini sama-sama memiliki porsi 8,42%.
Survei Celios juga menemukan, sebanyak 46% responden menilai bahwa kolaborasi antar-kementerian di Kabinet merah Putih tidak efektif. Hal ini terlihat dari pelaksanaan program yang kerap tumpang tindih.
"Sering terjadi inkonsistensi dalam implementasi kebijakan di lapangan, seperti manajemen implementasi yang terus berubah-ubah terkait program Makan Bergizi Gratis," tulis Celios dalam laporannya.
(Baca: 100 Hari Pertama Presiden Prabowo, Banyak Jurnalis Beri Nilai Rendah)