Neraca transaksi berjalan Indonesia mencatat defisit US$ 31,06 miliar atau setara Rp 344 triliun (dengan kurs Rp14.000/dolar Amerika Serikat) pada 2018. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya serta merupakan defisit terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Demikian pula neraca perdagangan nasional mengalami defisit US$ 8,56 miliar atau setara Rp 119 triliun pada tahun lalu dibanding surplus US$ 11,8 miliar pada 2017. Defisit tersebut juga merupakan yang terdalam dari tahun-tahun sebelumnya.
Untuk menekan defisit transaksi berjalan, pemerintah berupaya mendorong ekspor dan mengurangi ketergantungan impor. Salah satunya dengan pengembangan industri pioner yang bersifat dari hulu sampai ke hilir sehingga dapat memenuhi kebutuhan domestik. Selain itu, pemerintah juga melakukan mandatori pemakaian biodiesel atau sering disebut B20 untuk mengurangi impor migas serta meningkatkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata.