Laporan World Trade Organization (WTO), Global Trade Outlook and Statistics, menghimpun nilai dari aktivitas ekspor sejumlah negara di dunia.
Dalam daftar 10 besar, China merajai ekspor global dengan nilai US$3,38 triliun pada 2023. Meski terbesar, nilai ini turun 5% dari capaian pada 2022. Adapun pangsanya mencapai 14,2% dari perdagangan ekspor global.
Kedua adalah Amerika Serikat dengan nilai US$2,02 triliun, turun 2% dari 2022. Pangsa ekspornya sebesar 8,5%.
Ketiga, Jerman, sebesar US$1,68 triliun, tumbuh 1%. Pangsa ekspornya mencapai 7,1%.
Keempat ada Belanda sebesar uS$935 miliar atau dengan pangsa 3,9%
Kelima, Jepang, dengan nilai US$717 miliar atau 3% dari ekspor global.
Sisanya ada Italia, Prancis, Korea Selatan, Meksiko, dan Hong Kong dalam daftar 10 besar, seperti terlihat pada grafik.
WTO memaparkan, volume perdagangan barang dunia diproyeksikan tumbuh 2,6% pada 2024 dan 3,3% pada 2025. Itu bisa menjadi kabar baik setelah perdagangan barang global turun 1,2% pada 2023, lebih besar dari perkiraan.
Permintaan impor secara riil lemah pada 2023 di sebagian besar kawasan, terutama di Eropa, juga di Amerika Utara dan Asia. Pengecualian utamanya adalah Timur Tengah dan kawasan Commonwealth of Independent States (CIS), tempat impor melonjak.
(Baca juga: Nilai Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan RI Januari-Oktober 2024)